Backgammon, permainan papan yang melibatkan strategi, keberuntungan, dan keterampilan, memiliki sejarah yang kaya dan panjang, merentang ribuan tahun dan melintasi berbagai peradaban.
Menelusuri akar backgammon membawa kita pada perjalanan menar
ik ke masa lalu, mengungkap evolusi permainan dari bentuk paling primitifnya hingga versi modern yang kita kenal sekarang.
Bukti arkeologis menunjukkan bahwa permainan mirip backgammon telah ada sejak ribuan tahun lalu. Salah satu temuan tertua adalah Royal Game of Ur, ditemukan di makam kerajaan di Ur, Mesopotamia (sekarang Irak), yang diperkirakan berasal dari sekitar 5.000 tahun lalu.

Meskipun aturan pastinya tidak diketahui, papan dan bidaknya sangat mirip dengan backgammon, menunjukkan kemungkinan adanya hubungan leluhur. Permainan ini dimainkan di papan dengan 20 kotak, menggunakan bidak dan dadu.
Dari Mesopotamia, permainan serupa menyebar ke peradaban lain di Timur Tengah dan sekitarnya. Di Mesir Kuno, ditemukan permainan Senet, yang meskipun berbeda dalam beberapa aspek, juga menampilkan papan dengan kotak-kotak dan bidak yang dipindahkan berdasarkan lemparan dadu. Senet memiliki makna religius dan sering digambarkan dalam lukisan dinding makam.
Perkembangan signifikan lainnya terjadi di Kekaisaran Romawi, di mana permainan yang dikenal sebagai Ludus Duodecim Scriptorum (“Permainan Dua Belas Garis”) populer di kalangan masyarakat. Permainan ini dimainkan di papan dengan dua belas garis, dan dianggap sebagai cikal bakal langsung backgammon modern. Dari Ludus Duodecim Scriptorum, muncul varian lain yang disebut Alea, yang lebih mirip dengan backgammon, dengan penekanan pada lemparan dadu dan pergerakan bidak secara strategis. di madrid77 login
Selama Abad Pertengahan, permainan ini menyebar ke Eropa Barat, di mana ia dikenal dengan berbagai nama, termasuk Tables di Inggris dan Tavola Reale di Italia. Di Prancis, permainan ini dikenal sebagai Trictrac. Pada abad ke-17, di Inggris, permainan ini mulai dikenal dengan nama “backgammon,” yang kemungkinan berasal dari kata “baec gamen” yang berarti “permainan belakang” atau “permainan kembali,” mengacu pada kemampuan bidak untuk dipindahkan kembali ke titik awal.
Pada abad ke-18, Edmond Hoyle menulis buku tentang aturan backgammon, yang membantu menstandarisasi permainan dan meningkatkan popularitasnya. Sejak saat itu, backgammon terus dimainkan di seluruh dunia, baik secara kasual maupun dalam turnamen profesional.
Perjalanan ribuan tahun backgammon menunjukkan ketahanan dan daya tariknya sebagai permainan yang menggabungkan unsur keberuntungan dan strategi. Dari Mesopotamia kuno hingga era digital, backgammon terus memikat pemain dari berbagai generasi dan budaya. Evolusinya yang panjang mencerminkan interaksi budaya dan inovasi yang telah membentuk permainan ini menjadi bentuknya yang sekarang. Backgammon bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga sebuah jendela ke masa lalu, menghubungkan kita dengan sejarah peradaban manusia.